Monday, April 23, 2012

Puring Kura, Puring Black Kura, Puring Sendok, dan Puring Tanduk

 Puring Kura
Price : Rp. 300.000,-
Tinggi : Sekitar 40cm.
Jumlah daun 16 lembar.
 
Puring yang dikenal dengan nama Croton Tao Thong  ataupun Tortoise memang salah satu puring paling populer di Indonesia. Kata Tao sendiri dalam bahasa Thailand berarti kura-kura. Begitu juga Tortoise dalam bahasa Inggris  juga berarti kura-kura. Warna daunnya menarik dan tersusun atas warna hijau, kuning, merah, dan coklat. Permukaan daun agak berkerut, mengingatkan badan kura-kura. Motif daunnya yang menyerupai relief batok kura-kura membuat puring ini tampak antik. Puring ini termasuk salah satu jenis yang diincar hobiis tanaman hias.


Puring Black Kura
Price : Rp. 500.000
Tinggi : Sekitar 40cm
Jumlah daun : 16 lembar

Puring ini merupakan jenis puring kura yang berwarna hitam. Ciri khas dari puring ini adalah garis atau tulang daun yang berwarna merah dan dihiasi dengan warna hitam pekat yang membuat puring ini terlihat menarik.




Puring Sendok
Price : Rp. 250.000
Tinggi : Sekitar 40cm


Puring bertangkai panjang ini memiliki warna yang memikat. Daun agak kehitam-hitaman dan dironai warna merah menyala pada tulang dain. Permukaan daun yang agak membulat memberi inspirasi orang untuk menyebutnya dengan nama Puring Sendok.




Puring Tanduk
Price : Rp. 60.000,-
Tinggi : Sekitar 50cm

Puring ini juga dikenal dengan sebutan puring Ram's Horn. Daunnya yang menekuk mengingatkan kita pada tanduk binatang , menjadi dasar penamaan puring ini. warna kuning mendominasi. Terkadang muncul warna semburat merah pada tulang utama daun.



untuk sementara samapi disini dulu, pertemuan berikutnya akan saya bahas lebih banyak lagi. Maklum, mata sudah memerah (hehe). Semoga tulisan ini bermanfaat buat anda. Wassalam.

Jika anda berminat ingin memiliki koleksi tanaman ini, pemesanan bisa melalui disini :
Sekar Gading Nursery
Jln. Raya Dukuh Kupang Barat no. 27-29.
E-mail : andrian.maestro@gmail.com
Phone : 085 851 850 666

Nb : Harga belum termasuk biaya ongkos kirim.

Tuesday, March 13, 2012

Adenium (Kamboja Jepang)


Adenium atau Kamboja Jepang (nama kamboja jepang sendiri sebenarnya menyesatkan, karena dapat diidentikkan dengan kamboja, yang banyak ditemui di areal pemakaman. Sedangkan embel-embel kata jepang seakan-akan bunga ini berasal dari Jepang, padahal Adenium berasal dari Asia Baratdan Afrika) berasal dari daerah gurun pasir yang kering, dari daratan asia barat sampai afrika.
Sebutannya disana adalah Mawar Padang Pasir (desert rose). Karena berasal dari daerah kering, tanaman ini tumbuh lebih baik pada kondisi media yang kering dibanding terlalu basah. Disebut sebagai adenium, tanaman ini dinamakan adenium karena salah satu tempat asal adenium adalah daerah Aden (Ibukota Yaman).
Masyarakat Indonesia menamakan adenium sebagai kamboja jepang, mungkin dikaitkan dengan stereotype yang beredar. Contohnya buah-buahan yang besar biasa disebut sebagai Bangkok, sedangkan tanaman yang kecil-kecil biasa disebut Jepang, sehingga jika dahulu kala sudah ada Kamboja yang sosok tanamannya tinggi besar, maka begitu ada tanaman yang sosoknya kecil tapi mirip kamboja, disebutlah sebagai kamboja jepang.
Sebenarnya kamboja adalah jenis Plumeria, kerabat jauh dari Adenium. Beberapa perbedaan antara Adenium dengan Plumeria adalah sebagai berikut :
  •  Adenium berbatang besar dengan bagian bawah menyerupai umbi, namun sosok tanamannya sendiri kecil dengan daun kecil panjang. Akar adenium juga dapat membesar menyerupai umbi.
  • Plumeria berbatang kecil memanjang tanpa bentuk umbi, dengan sosok tanaman yang besar dan dapat tumbuh tinggi, dengan bentuk daun panjang dan besar.

Akar adenium yang membesar seperti umbi adalah tempat menyimpan air sebagai cadangan disaat kekeringan. Akar yang membesar ini bila dimunculkan di atas tanah akan membentuk kesan unik seperti bonsai. Sedangkan

Saturday, February 18, 2012

Puring atau Croton

Siapa yang tak kenal dengan tanaman puring??? Kiranya hampir setiap orang Indonesia akrab dengan tanaman ini, meskipun mungkin namanya berbeda-beda d setiap daerah. Orang minahasa menyebut tanaman ini sebagai rajek., sedangkan orang manado menyebutnya luli. Di Indonesia, tanaman ini memang banyak dijumpai di pemakaman, sehingga tidak salah jika banayak yang beranggapan tanaman ini hanya cocok di tanam di tempat seperti itu.

Sebenarnya sudah sejak lama puring ditanam di daerah pedesaan sebagai pagar hidup dan sekaligus sebagai penghias halaman rumah. Aneka warna daunnya yang memikat menawarkan keindahan tersendiri. Merah, pink, kuning, hijau, oranye, coklat, dan hitam. Jadi tak mengherankan jika kini ketika orang mulai terbiasa menghias rumahdengan tanaman yang indah, puring menjadi salah satu pilihan yang tepat. Apalagi tanaman ini mudah dipelihara.

Puring atau yang di luar negeri dikenal dengan nama croton, sesungguhnya telah dikenal dengan baik oleh orang Indonesia. Itu tidak mengherankan karena sejumlah puring yang terbesae di dunia memang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Bila awalnya puring hanya menghiasi taman-taman kota atau pekarangn di pedesaan, kini sejumlah puring telah menghiasi jenis tanaman koleksi. Pesona warna pada daun tanaman ini dan kelangkaan jenis tertentu membuat para pengagum tanaman ini tidak segan untuk menyandingkan puring degnan tanaman-tanaman eksklusif seperti anthurium dan aglaonema.

Dengan harapan dapat memberikan pencerahan terhadap keindahan puring, Blog ini disusun dan dihadirkan untuk para penggemar tanaman hias yang ingin mengenali ragam puring. Mudah-mudahan, dengan segala keterbatasan dan kekurangan, Blog ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.

Puring adalah salah satu tanaman hias yang keindahannya terletak pada daunnya. Dikarenakan tanaman yang mempunyai nama sebutan Croton atau Puring dan juga Codieum Variegatum ini memiliki beragam warna pada daunnya. Puring sendiri pada zaman dulu, sering disebut oleh masyarakat Indonesia adalah sebagai tanaman kuburan. Hingga tanaman puring ini pernah dijadikan simbol dari sebuah kuburan atau makam. Namun setelah banyaknya dan beraneka ragam puring atau croton ini bermunculan, semakin banyak pula kolektor maupun penggemar dari tanaman ini.

Bahkan di Indonesia pun sekarang banyak komunitas untuk tanaman ini. Salah satu contoh penggemar dari tanaman puring di Indonesia adalah Pak Gandrung. Beliau adalah salah satu pecinta dan pembudi daya tanaman ini. Bahkan beliau juga sudah mempunyai hasil karya mengawin silangkan antara jenis tanaman puring-puringnya yang telah dimilikinya.

Sekian dulu dari saya, pada pertemuan berikutnya akan lebih saya jelaskan lagi tentang tanaman puring ini.